September 06, 2014

Pemuda yang kehilangan bahagianya

Rutinitasku kembali seperti semula, berkutik dengan laptop sambil merebahkan tubuh di atas kasur yang sudah menjadi tempat favoritku untuk melepas penat, atau sekedar merenungi hidupku yang sudah jauh berubah.

Hidupku jelas berubah, setelah aku, yang dengan bodohnya pergi, meninggalkan dia yang tak pantas untuk ditinggalkan. Sayangnya aku tak cukup pintar untuk menyadari hal itu, aku terlalu mengikuti ego yang akhirnya menyiksaku secara tidak langsung. Aku telah mengusir bahagiaku sendiri.

Terkadang memang tak semua hal harus terjadi seperti apa yang kau inginkan, dan tak semua hal bisa kau paksa menjadi apa yang ada dalam bayanganmu. Seperti memaksa seseorang yang kau cintai menjadi ‘sesosok wanita yang selalu kau impikan’.