September 06, 2014

Pemuda yang kehilangan bahagianya

Rutinitasku kembali seperti semula, berkutik dengan laptop sambil merebahkan tubuh di atas kasur yang sudah menjadi tempat favoritku untuk melepas penat, atau sekedar merenungi hidupku yang sudah jauh berubah.

Hidupku jelas berubah, setelah aku, yang dengan bodohnya pergi, meninggalkan dia yang tak pantas untuk ditinggalkan. Sayangnya aku tak cukup pintar untuk menyadari hal itu, aku terlalu mengikuti ego yang akhirnya menyiksaku secara tidak langsung. Aku telah mengusir bahagiaku sendiri.

Terkadang memang tak semua hal harus terjadi seperti apa yang kau inginkan, dan tak semua hal bisa kau paksa menjadi apa yang ada dalam bayanganmu. Seperti memaksa seseorang yang kau cintai menjadi ‘sesosok wanita yang selalu kau impikan’.

Merubah seseorang menjadi seperti "bukan dirinya" bukanlah hal yang benar, apalagi jika orang yang kau suruh untuk berubah itu tidak nyaman dan tidak sepenuh hati melakukannya. Sadar atau tidak, sebenarnya kau tidak sungguh-sungguh mencintai wanitamu, tapi kau hanya mencintai sosok yang selalu ada dalam bayangmu---yang ternyata semu---

Mungkin saat ini, kau merasa tidak suka dengan dia yang apa adanya. Tapi nanti, lihat saja, jika dia telah pergi, kau pasti akan sangat merindukannya, kau akan merindukan sosoknya yang berbeda, sosoknya yang sederhana.

Dan saat ini, aku, sedang berada pada posisi itu. Aku merindukan sosok yang lugu, aku merindukan sosok yang selalu ceria menjadi dirinya sendiri, sosok itu dia; wanitaku dulu, panggil saja dia Angeli.

Aku pikir, kejadian malam itu bisa menjadi alasan yang kuat untuk membuatnya benci pada diriku. Entah apa yang aku pikirkan pada saat itu yang dengan mudah meninggalkannya pergi, dan membiarkannya menangis sendirian di tengah keheningan malam. Ya, aku  memang mendengar suara tangisnya yang samar dari kejauhan, tapi suara itu tak membuatku berhenti untuk melangkah pergi dan menjauh. Maafkan aku…..

Tapi apa yang aku pikirkan tak sepenuhnya benar, bahkan setelah malam itu, setelah semua yang telah aku perbuat padanya, dia masih mau bicara padaku. Ah, manusia macam apa yang telah kau ciptakan ini Tuhan? Dia bahkan tak cocok disebut sebagai seorang manusia, dia lebih pantas dipanggil sebagai malaikat, malaikat kecil yang pernah ku miliki, dulu.

Setiap kejadian pasti menyimpan pelajaran di dalamnya. Aku telah belajar banyak dari malaikat kecilku ini. Aku belajar bahwa menjadi sederhana itu menyenangkan. Dan bersyukur, membuat bahagiamu terasa lebih sederhana. Tak peduli sesulit apa masalahmu, kau akan tetap tersenyum dan membuat orang-orang di sekelilingmu bahagia, dengan ceria dan candamu. 

garis besarnya:

 "kau harus selalu bersyukur dengan apa yang kau miliki, sebelum semuanya itu pergi."




Teruntuk Angeli,


Terimakasih pernah hadir dan mengisi relung hati

Tetaplah menjadi gadis yang manis

Yang selalu menari di bawah pelangi

Menjadi pelengkap bagi senja yang pias

Membawa sepasang kasih abadi; bulan dan bintang


Agar dunia tahu


Sang pencipta pernah menciptakan sosok sesempurna dirimu



-Tertanda
Falen

No comments:

Post a Comment