Rutinitasku kembali seperti semula, berkutik
dengan laptop sambil merebahkan tubuh di atas kasur yang sudah menjadi tempat favoritku
untuk melepas penat, atau sekedar merenungi hidupku yang sudah jauh berubah.
Hidupku jelas berubah, setelah aku, yang
dengan bodohnya pergi, meninggalkan dia yang tak pantas untuk ditinggalkan.
Sayangnya aku tak cukup pintar untuk menyadari hal itu, aku terlalu mengikuti
ego yang akhirnya menyiksaku secara tidak langsung. Aku telah mengusir
bahagiaku sendiri.
Terkadang memang tak semua hal harus terjadi
seperti apa yang kau inginkan, dan tak semua hal bisa kau paksa menjadi apa
yang ada dalam bayanganmu. Seperti memaksa seseorang yang kau cintai menjadi ‘sesosok
wanita yang selalu kau impikan’.
Merubah seseorang menjadi
seperti "bukan dirinya" bukanlah hal yang benar, apalagi jika orang
yang kau suruh untuk berubah itu tidak nyaman dan tidak sepenuh hati melakukannya.
Sadar atau tidak, sebenarnya kau tidak sungguh-sungguh mencintai wanitamu, tapi
kau hanya mencintai sosok yang selalu ada dalam bayangmu---yang ternyata
semu---
Mungkin saat ini, kau merasa tidak suka dengan
dia yang apa adanya. Tapi nanti, lihat saja, jika dia telah pergi, kau pasti
akan sangat merindukannya, kau akan merindukan sosoknya yang berbeda, sosoknya
yang sederhana.
Dan saat ini, aku, sedang berada pada posisi
itu. Aku merindukan sosok yang lugu, aku merindukan sosok yang selalu ceria
menjadi dirinya sendiri, sosok itu dia; wanitaku dulu, panggil saja dia Angeli.
Aku pikir, kejadian malam itu bisa menjadi
alasan yang kuat untuk membuatnya benci pada diriku. Entah apa yang aku
pikirkan pada saat itu yang dengan mudah meninggalkannya pergi, dan
membiarkannya menangis sendirian di tengah keheningan malam. Ya, aku memang mendengar suara tangisnya yang samar
dari kejauhan, tapi suara itu tak membuatku berhenti untuk melangkah pergi dan
menjauh. Maafkan aku…..
Tapi apa yang aku pikirkan tak sepenuhnya
benar, bahkan setelah malam itu, setelah semua yang telah aku perbuat
padanya, dia masih mau bicara padaku. Ah, manusia macam apa yang telah kau
ciptakan ini Tuhan? Dia bahkan tak cocok disebut sebagai seorang manusia, dia
lebih pantas dipanggil sebagai malaikat, malaikat kecil yang pernah ku miliki,
dulu.
Setiap kejadian pasti menyimpan pelajaran di
dalamnya. Aku telah belajar banyak dari malaikat kecilku ini. Aku belajar
bahwa menjadi sederhana itu menyenangkan. Dan bersyukur, membuat bahagiamu terasa lebih sederhana. Tak peduli sesulit apa masalahmu, kau
akan tetap tersenyum dan membuat orang-orang di sekelilingmu bahagia, dengan
ceria dan candamu.
garis besarnya:
garis besarnya:
"kau harus
selalu bersyukur dengan apa yang kau miliki, sebelum semuanya itu pergi."
Teruntuk Angeli,
Terimakasih pernah hadir dan mengisi relung hati
Tetaplah menjadi gadis yang manis
Yang selalu menari di bawah pelangi
Menjadi pelengkap bagi senja yang pias
Membawa sepasang kasih abadi; bulan dan bintang
Agar dunia tahu
Sang pencipta pernah menciptakan sosok sesempurna dirimu
Membawa sepasang kasih abadi; bulan dan bintang
Agar dunia tahu
Sang pencipta pernah menciptakan sosok sesempurna dirimu
-Tertanda
Falen
No comments:
Post a Comment