Aku termenung di hadapan
mentari yang semakin senja. Menatap hamparan langit dengan gradasi indahnya
yang menyimpan berjuta angan tersembunyi. Semilir angin menyadarkanku pada
sebuah kenyataan.
04:50 pm
Kali ini hariku tak seindah langit sore. Tidak seperti sebelumnya, hari ini aku dihadapkan dengan dua materi ujian yang bertolak belakang, namun sama berartinya; ujian sekolah dan ujian kehidupan.
Kau tahu apa itu kehidupan? “Life is like riding a bicycle in order to keep your balance you must keep moving”. Begitulah sepenggal arti kehidupan yang aku ambil dari sebuah gambar tumblr.
Apa kau ingin tahu apa yang dapat aku simpulkan dari kata “kehidupan”? Baiklah. Tapi ingat, jangan tertawa atau memikirkannya terlalu jauh jika kau tidak ingin kepalamu pusing. Bagiku, kehidupan adalah sebuah siklus. Siklus dimana ada kalanya kita merasa bahagia, juga ada kalanya kita harus terjatuh dan sakit. Dan menurut definisinya, sebuah siklus tidak akan pernah berhenti, kita akan terus merasakan dua hal itu secara bergantian dan berkala; sakit dan bahagia. Kau mengerti? Tidak perlu dimengerti, karena aku saja masih heran kenapa aku bisa menyimpulkannya seperti itu.
04:50 pm
Kali ini hariku tak seindah langit sore. Tidak seperti sebelumnya, hari ini aku dihadapkan dengan dua materi ujian yang bertolak belakang, namun sama berartinya; ujian sekolah dan ujian kehidupan.
Kau tahu apa itu kehidupan? “Life is like riding a bicycle in order to keep your balance you must keep moving”. Begitulah sepenggal arti kehidupan yang aku ambil dari sebuah gambar tumblr.
Apa kau ingin tahu apa yang dapat aku simpulkan dari kata “kehidupan”? Baiklah. Tapi ingat, jangan tertawa atau memikirkannya terlalu jauh jika kau tidak ingin kepalamu pusing. Bagiku, kehidupan adalah sebuah siklus. Siklus dimana ada kalanya kita merasa bahagia, juga ada kalanya kita harus terjatuh dan sakit. Dan menurut definisinya, sebuah siklus tidak akan pernah berhenti, kita akan terus merasakan dua hal itu secara bergantian dan berkala; sakit dan bahagia. Kau mengerti? Tidak perlu dimengerti, karena aku saja masih heran kenapa aku bisa menyimpulkannya seperti itu.
Dan aku,
disini, masih merenungkan tentang apa yang baru saja aku alami dalam hidupku.
Kejadian ini persis seperti kejadian yang aku alami setahun yang lalu. Hanya
bedanya, dulu aku berada diposisi yang tersakiti, dan sekarang aku berada
diposisi yang menyakiti, mungkin ---tapi percayalah, sebenarnya aku tidak ada
niat untuk menyakiti siapapun, tapi sepertinya ada yang merasa tersakiti karena
kehadiranku---
Sungguh,
kenyataan ini tak pernah bisa membuat hatiku tenang. Jika bisa diungkapkan
dengan kata, menjadi yang “tesakiti” atau yang “menyakiti” itu sama sakitnya,
begitulah menurutku. Karena perlu kau tahu, aku tahu benar bagaimana rasanya
terluka dan kehilangan harapan. Dan sekarang, ada yang merasa tersakiti dengan
kehadiranku di hidupnya. Coba pikirkan, Bagaimana
bisa aku melihat seseorang yang terluka dan merasakan apa yang pernah aku
rasakan tahun lalu, dan membiarkannya begitu saja. Sementara, untuk mengingat
kejadiannya lagi saja aku tak mau; aku tidak sejahat itu....
Kalau boleh jujur, sejak menyaksikan pertengkaran itu, aku merasa sangat
bersalah. Tidak sepatutnya memang aku masuk dan mencampuri urusan mereka. Tapi,
dengar, di dunia ini tidak ada yang
namanya kebetulan, kan? Semuanya telah digariskan, dalam sebuah takdir. Karena semua yang terjadi dalam hidup kita
bukan tanpa alasan. Yang tidak aku mengerti adalah kenapa harus aku? Dunia ini kejam. Takdir ini seakan menjebakku.
Kini, aku
merasa sedikit lebih baik. Karena aku tahu, kini dia telah menemukan pengganti
kekasihnya. Dari mana aku tahu? Sebenarnya, ---tolong jangan ceritakan kepada
orang lain--- karena rasa bersalah itu aku sering menguntitnya melalui
media sosial, hanya untuk memastikan keadaannya tidak semakin buruk.
Dan kau tau
sekarang apa? ternyata aku salah. Aku salah karena telah menganggap dunia ini kejam dan takdir telah menjebakku. Karena setelah kejadian ini aku menemukan pelangi di balik hitamnya awan. Aku bahagia. Aku bahagia melihat orang lain bahagia. Daaaann… aku
bahagia karena takdir telah mempertemukanku dengannya. Siapa dia? Belum saatnya
kalian tau hehehe
No comments:
Post a Comment