January 31, 2017

Batas.

Ketika dua orang diam-diam saling melempar pandang, maka apakah alasan di balik itu?
Mereka ingin saling menyapa, tapi tidak bisa.
Mereka bersuara, hanya tak terdengar.
Tatap mata itu lebih dari kata-kata. 
Kata yang mengudara tidak sekadar menembus telinga, tetapi masuk jauh menusuk jiwa. Menyapa raga yang tak tersentuh, merangkul hati yang rapuh.

Mereka mungkin terlihat dekat, tapi nyatanya begitu jauh.
Ada batas yang tak terlampaui, batas yang tak mungkin dilewati; masa lalu dan kenyataan.
Masa lalu menghentikan langkah mereka dan kenyataan menjadikan keduanya budak yang tak bisa memberontak. Mereka tak lagi bisa maju atas dasar rasa saling menghargai meski hati berteriak menginginkan. Bersamaan dengan itu, cerita demi cerita terus terangkai menjelma kisah yang tak bisa dihapus salah satu bagiannya. Hingga akhirnya tanpa kesepakatan, keduanya memilih untuk melupakan.

Musim terus berganti dan mereka bertemu lagi.
Tak ada sapa di antara keduanya, apalagi canda.
Tapi dua pasang mata itu bertemu lagi, kali ini dalam keramaian. Meluapkan emosi tentang bagaimana selama ini menahan rindu yang tak pantas. Begitu tajam dan penuh keresahan.
Lantas siapa yang mencari siapa? dan siapa yang dicari siapa?

Sekian lama, mereka masih sama-sama mencari. Mereka masih sama-sama ingin ditemukan. Tapi sekali lagi, mereka tak bisa mengubah apa yang tlah terjadi atau kembali pada awal cerita saat pena belum menyentuh kertas. 

Mereka
hanya
tidak bisa.

Pada hari itu, mereka memilih tetap bungkam hingga waktu yang tak ditentukan.

No comments:

Post a Comment