August 25, 2017

Untuk si Pembaca Setia

Menulis bukanlah sesuatu yang sulit. Bukan berarti menjadikannya mudah. Menulis adalah tentang mengutarakan apa yang tak tersampaikan oleh mulut. Menulislah saat kau merasakan apapun atau saat kau tak dapat merasakan apa-apa. Waktu paling pas untuk menulis adalah ketika kau sedang patah hati. Niscaya tulisanmu akan menjadi sebuah peluru yang dapat menembus hati siapapun yang sedang terluka. Setidaknya itulah yang pernah dikatakan temanku dulu.

sumber gambar: google
Tapi aku sadar, seseorang tak mungkin merasakan patah hati secara terus-menerus. Pada akhirnya orang yang terluka pun akan menemukan bahagianya. Karena itulah aku berusaha tetap menulis walau sedang tidak patah hati.

Sudah lama ya semenjak masa-masa itu? Saat setiap tulisan yang kubuat selalu kumintai pendapatmu. Kursi-kursi kayu, sudut ruangan itu, linimasa dunia maya, pun link yang bertebaran di jendela chat menjadi hal yang tak terelakkan bahwasanya suatu hubungan yang unik pernah terjalin.

Semenjak kau menghilang rasanya tulisan-tulisanku selalu punya celah. Seperti ada bagian yang hilang. Yang turut lenyap seiring percakapan yang kian minim, hingga akhirnya kau benar-benar hilang layaknya abu yang ditiup angin; tak berjejak.

Pernah suatu hari kau berkata bahwa tulisanku semakin bagus. Hanya saja sifatku yang kekanakan harus mulai dihilangkan, katamu. Sebagai orang yang kau anggap anak kecil ini, sikapmu pun tak dapat dibilang dewasa. Menghilang tanpa sebab seolah aku takkan peduli. Lalu kemudian membiarkan aku menulis sendiri tanpa perkembangan yang berarti. 

Sebenarnya tulisan ini kubuat semata-mata untuk menagih janji yang pernah kau sampaikan melalui ketikan jemarimu selepas magrib. Perihal kau yang akan menjadi pembaca setiaku. Mungkin kau sudah lupa. Atau pura-pura lupa. Semestinya kau tau aku tak pernah bisa menaruh hati pada seseorang yang tak bisa menepati janji.

Tapi sudahlah, tak ada yang perlu disesalkan. Aku justru ingin berterimakasih untuk waktu yang pernah kau luangkan. Terima kasih karena pernah menjadi teman berbagi yang menyenangkan. Mungkin suatu hari nanti kita bisa duduk berdua sembari mendengarkan musik yang kita suka. Mengulang masa-masa itu. Siapa tahu?

5 comments:

  1. Menulislah untuk berbagi, baik itu senang atau sedih. Karena banyak yang bisa diambil, seperti hikmah dan pengingat diri. Semangat ya nulisnya :)

    ReplyDelete
  2. Em...
    bingung mau komen apa.
    Intinya, tetaplah terus berkarya dari tulisanmu. Seperti yang dikatakan mbak @Izzatur.

    Sekalian iji BW ya Mbak Anin.
    NggaweTulisan | Tulisan Bermanfaat Cara Cari Uang di Internet

    ReplyDelete