February 13, 2019

Untuk bapak yang hatinya sekuat baja

"Doakan Bapak ya, nak. Semoga Bapak selalu dapat rezeki dan bisa membahagiakanmu"

Kereta melaju perlahan meninggalkan stasiun diikuti lambaian tangan dan senyum yang terhias di wajah bapak. Aku membalas lambaiannya di balik jendela kereta yang membawaku pada masa-masa pendewasaan.

Bapak adalah cinta pertama bagi setiap anak perempuannya, juga sosok superhero bagi setiap anak lelakinya. Sebenar-benarnya bapak bisa menjadi apa saja bagi anak-anaknya. Sebenar-benarnya bapak rela berbuat apa saja demi anak-anaknya.

Tubuh bapak mungkin sudah tak segagah dulu. Rambutnya memutih. Tenaganya melemah. Namun cinta dan pengorbanan yang ia beri untuk anak-anaknya tidak pernah berkurang sedikitpun. Seperti kasih ibu, kasih bapak pun sepanjang masa.

Pak, maaf jika selama ini aku terlalu berleha-leha dengan dunia, sementara bapak bersusah payah menukar keringat demi kebahagiaanku, kebahagiaan kami. Maaf jika aku sering tidak tahu diri dengan semua yang telah kau beri. Aku mencintaimu sebagaimana kau mencintaiku tanpa kata-kata.

Sosok bapak di kepalaku terlalu sempurna sampai aku lupa kalau bapak juga manusia. Meski kehidupan yang gila ini telah menggilasmu mati-matian, namun semangatmu tak pernah mati. Mulai sekarang bapak boleh mengeluh, bapak boleh menangis, di hadapanku, di hadapan kami. Tidak apa-apa.

Jika aku boleh meminta, maukah Bapak bertahan sedikit lagi? Maaf jika lagi-lagi aku buatmu repot. Aku berjanji ini tak akan lama. Doakan saja. Setidaknya sampai aku sukses dan mampu membalas semua perjuangan, tumbuh jadi seseorang yang bisa kau banggakan. 

Aku selalu mencintaimu sebagaimana kau selalu mencintaiku tanpa kata-kata, Pak.

No comments:

Post a Comment