July 06, 2020

Pada akhirnya kita

Hai, apa kabar? 
 
Maaf saya harus memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang sedikit klasik. Tapi beneran deh, kamu apa kabar? Sudah lama ya kita tidak saling bertukar kabar.

Saya rindu kamu. Saya rindu kebiasaan-kebiasaan yang pernah kita lakukan bersama. Saat itu, saya tidak pernah berpikir bahwa apa yang kita lakukan mungkin tidak akan bisa terulang, bahwa suatu hari nanti mungkin kita akan ada di jalannya masing-masing. Dan lihat, hari itu sudah tiba; hari ini.

Terkadang ada saat-saat tertentu dimana saya ingin selamanya hidup di satu momen saja. Tapi saya sadar itu sangat mustahil. Sebab seperti yang pernah dikatakan mas Adjie Santoso, waktu bergerak, kita juga mesti beradaptasi.

Pada akhirnya, orang-orang akan datang dan pergi, namun tidak saling menggantikan. Selalu ada tempat bagi siapapun di dalam ingatan. Tanpa bertumpang tindih, tiap orang mengisi satu cerita di  halaman yang berbeda. Mungkin cara kerja kehidupan memang seperti itu, ya?

Kamu pernah menjadi bagian di satu keping kehidupan saya. Begitu juga saya, pernah menjadi satu bagian di hidup kamu maupun orang lain. Entah itu bagian yang penting, atau sekadar pemanis, atau bahkan menjadi bagian yang menyebalkan. Tapi saya harap saya ada di dua bagian yang pertama.

Saya ingin bilang terimakasih untuk kamu, juga untuk orang-orang yang pernah datang, yang sampai saat ini masih bisa saya jangkau maupun yang sudah hilang tanpa kabar. Terimakasih, ya. Saya percaya bahwa kehadiran kamu di kehidupan saya bukan semata-mata keisengan Tuhan. Kalau kamu merasa pernah berbuat salah, tidak apa-apa, kita semua pernah. Lagipula, kalau hal-hal yang bisa disyukuri lebih banyak, kenapa mesti fokus ke hal yang menyebalkan?

Kemanapun hidup akan membawamu pada suatu tujuan, baik-baik ya di sana. Semoga waktu mempertemukan kita lagi. Kalaupun tidak, semoga kamu mengingat kita sebagai dua orang yang pernah saling mengenal baik.

No comments:

Post a Comment