Bukankah kita sudah sepakat untuk saling melupakan?
Aku tidak mau lagi melangkah lebih jauh bersamamu. Jalan yang kau tunjukkan itu salah dan tidak seharusnya kau mengajakku kesana. Juga kali ini, kenapa kau dengan lancangnya datang kembali, merusak semua jerih payahku saat aku mulai terbiasa hidup tanpa harus memikirkanmu, saat aku mulai terbiasa hidup dalam kenyataan, saat aku terbiasa hidup tanpa harus ditemani lagi, kenapa? kenapa datang jika hanya untuk merangkai kembali cerita dalam lembaran yang sudah ku bakar habis, menambah kisah manis dengan akhir yang tragis.
Akhirnya aku pulang
Senja merona dan burung-burung berlalulalang
Gerbong-gerbong melaju menyusur stasiun demi stasiun
Membelah gelap di antara pepohonan
Tak ada lampu kota Katamu, kepulanganku selalu ditunggu
Dialog terakhir baru saja diucapkan. Lampu menyala menghidupkan ruangan. Genggaman terlepas. Nafasku menghempas.
Mulut mungkin tak terbuka, tapi jelas kata-kata mengudara. Menyatu dalam hening. Terpancar dari mata yang bening. Penuh cemas. Tak sanggup membiarkan lepas.