Bagian satu
Suaramu
pernah melantun
di antara ruang-ruang hening
Saat aku sibuk
dengan redaksional di halaman
yang kau susun
berlembar-lembar
March 28, 2019
February 13, 2019
Untuk bapak yang hatinya sekuat baja
"Doakan Bapak ya, nak. Semoga Bapak selalu dapat rezeki dan bisa membahagiakanmu"
Kereta melaju perlahan meninggalkan stasiun diikuti lambaian tangan dan senyum yang terhias di wajah bapak. Aku membalas lambaiannya di balik jendela kereta yang membawaku pada masa-masa pendewasaan.
December 08, 2018
Titik terendah
Kenapa begitu sulit?
Sementara kau terlelap, apa yang di sekitar terus bergerak. Tidur tak pernah menyelamatkanmu. Apa yang kau takuti tak pernah benar-benar pergi. Mereka menanti kesadaranmu pulih, membawa pertanyaan dan pernyataan yang siap buatmu terisak lirih.
Sementara kau terlelap, apa yang di sekitar terus bergerak. Tidur tak pernah menyelamatkanmu. Apa yang kau takuti tak pernah benar-benar pergi. Mereka menanti kesadaranmu pulih, membawa pertanyaan dan pernyataan yang siap buatmu terisak lirih.
September 29, 2018
Di warung kopi
Bagaimana caramu melupakannya?
Di sela makan siang, seorang kawan memanfaatkan waktu sembari bercerita. Tak peduli siang itu warung sedang ramai-ramainya. Pokoknya harus bercerita. Dan tentu saja, apa lagi kalau bukan soal percintaan.
"Aku sudah nggak tau harus gimana lagi. Sakit. Tapi aku juga nggak bisa meninggalkannya" katanya
August 27, 2018
Pada tiga dini hari
Pada tiga dini hari matamu menatap nanar layar ponsel, pada sebuah percakapan lama yang hanya menyisakan tanda 'baca'. Itulah satu-satunya jejak tentangnya yang masih kau punya. Tepat sebelum ketololanmu merasuk dan merusak segalanya.
July 10, 2018
Mereka menyebutnya, cinta
Ilustrasi by pinterest |
Subscribe to:
Posts (Atom)