Banyak orang takut untuk berhadapan dengan rasa sakit. Padahal, satu-satunya cara untuk melawan rasa sakit itu adalah dengan merasakannya, menerima kalau rasa sakit itu ada. Meski terkadang, itu berarti harus rela kehilangan tidurmu yang lelap, merenggut rasa nikmat dari sepiring nasi goreng yang tersaji untuk makan malam, serta membawa setumpuk kekecewaan yang memberatkan dalam dada.
January 28, 2021
September 26, 2020
Saya mengaguminya tanpa karena
"Kamu bodoh. Kalau nggak pusing, ya nggak hidup namanya."
Dia adalah orang paling realistis yang saya kenal. Dia tidak pernah jadi orang yang berlagak menenangkan saya bahwa hidup akan terus baik-baik saja. Dia yang saya tahu juga punya segudang masalah dalam benak, tapi bisa saya hitung berapa banyak kata-kata keluhan keluar dari mulutnya. Tentu jumlahnya jauh lebih sedikit untuk saya yang mungkin bisa mengeluh setiap hari.
Saya tidak ingat bagaimana awal kami saling kenal. Ini bukan sebuah cerita cinta pada pandangan pertama. Bukan. Ini hanya sedikit cerita saya tentang seseorang, yang entah berapa lama sudah saya kagumi sampai saat ini.
July 06, 2020
Pada akhirnya kita
Hai, apa kabar?
Maaf saya harus memulai pembicaraan dengan pertanyaan yang sedikit klasik. Tapi beneran deh, kamu apa kabar? Sudah lama ya kita tidak saling bertukar kabar.
Saya rindu kamu. Saya rindu kebiasaan-kebiasaan yang pernah kita lakukan bersama. Saat itu, saya tidak pernah berpikir bahwa apa yang kita lakukan mungkin tidak akan bisa terulang, bahwa suatu hari nanti mungkin kita akan ada di jalannya masing-masing. Dan lihat, hari itu sudah tiba; hari ini.
May 21, 2020
Pandemi dan cerita yang mengiringi
Dua puluh empat jam dalam sehari tak pernah terasa sepanjang dan semembosankan ini. Jalanan lengang ditinggal kemacetan. Toko-toko sepi kehilangan pendapatan. Berminggu-minggu, berbulan-bulan. Meski di luar langit terlihat cerah, banyak orang memilih tinggal dan merapal doa dalam rumah.
April 25, 2020
Menjadi berani
Bisa apa kau tanpa tembakau yang terbakar di tengah kesibukan? Bisa apa aku tanpa kau di setiap ingatan?
Siang ini panas, sayang. Matahari sedang semangat-semangatnya memberi warna pada dunia. Saat aku menulis ini, kau masih lelap dalam tidurmu selepas semalaman terjaga. Hal yang awalnya menyebalkan kini membuatku terbiasa.
April 21, 2020
Bias
Kau mulai kehilangan dirimu sendiri pada tiap-tiap malam yang dingin di musim kemarau. Bertemankan sunyi dan kopi pahit kau mencoba berpasrah pada segala rasa sakit. Mengizinkan emosi dan logika berkecamuk dalam diri hingga kau bahkan tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Sengal napas dan dada yang berulang kali kau cengkam itu menandakan kau semakin tua dan mungkin nyaris padam. Di usiamu yang kini menginjak dua puluh enam, kau masih bertanya-tanya arti dari hidup yang kau jaga mati-matian.
Tak ada harapan, pikirmu.
March 28, 2019
Di ruang-ruang hening
Bagian satu
Suaramu
pernah melantun
di antara ruang-ruang hening
Saat aku sibuk
dengan redaksional di halaman
yang kau susun
berlembar-lembar
Suaramu
pernah melantun
di antara ruang-ruang hening
Saat aku sibuk
dengan redaksional di halaman
yang kau susun
berlembar-lembar
February 13, 2019
Untuk bapak yang hatinya sekuat baja
"Doakan Bapak ya, nak. Semoga Bapak selalu dapat rezeki dan bisa membahagiakanmu"
Kereta melaju perlahan meninggalkan stasiun diikuti lambaian tangan dan senyum yang terhias di wajah bapak. Aku membalas lambaiannya di balik jendela kereta yang membawaku pada masa-masa pendewasaan.
December 08, 2018
Titik terendah
Kenapa begitu sulit?
Sementara kau terlelap, apa yang di sekitar terus bergerak. Tidur tak pernah menyelamatkanmu. Apa yang kau takuti tak pernah benar-benar pergi. Mereka menanti kesadaranmu pulih, membawa pertanyaan dan pernyataan yang siap buatmu terisak lirih.
Sementara kau terlelap, apa yang di sekitar terus bergerak. Tidur tak pernah menyelamatkanmu. Apa yang kau takuti tak pernah benar-benar pergi. Mereka menanti kesadaranmu pulih, membawa pertanyaan dan pernyataan yang siap buatmu terisak lirih.
September 29, 2018
Di warung kopi
Bagaimana caramu melupakannya?
Di sela makan siang, seorang kawan memanfaatkan waktu sembari bercerita. Tak peduli siang itu warung sedang ramai-ramainya. Pokoknya harus bercerita. Dan tentu saja, apa lagi kalau bukan soal percintaan.
"Aku sudah nggak tau harus gimana lagi. Sakit. Tapi aku juga nggak bisa meninggalkannya" katanya
August 27, 2018
Pada tiga dini hari
Pada tiga dini hari matamu menatap nanar layar ponsel, pada sebuah percakapan lama yang hanya menyisakan tanda 'baca'. Itulah satu-satunya jejak tentangnya yang masih kau punya. Tepat sebelum ketololanmu merasuk dan merusak segalanya.
July 10, 2018
Mereka menyebutnya, cinta
![]() |
| Ilustrasi by pinterest |
February 09, 2018
Bukan yang utama
"Mungkin ini sudah waktunya",
suara itu muncul lagi, kali ini semakin keras, menggema memenuhi pikiran. Suara hatiku?
suara itu muncul lagi, kali ini semakin keras, menggema memenuhi pikiran. Suara hatiku?
Ini bukan pertama kalinya aku berdebat dengan diri sendiri. Semenjak terakhir kali kami bertemu malam itu, hubungan kami berantakan. Hari ke hari, bulan demi bulan dilalui tanpa cerita. Selama berbulan-bulan itu pula aku hancur.
Waktu mendewasakan, katanya. Atau menumbuhkan sikap tidak peduli? Itu yang kucoba lakukan. Menganggap semuanya baik-baik saja padahal tidak. Setiap hari aku sibukan diri dengan berbagai kegiatan atau sekadar hangout bersama teman. Cukup ampuh untuk mengusir sedih meski sementara waktu. Tapi tak seorangpun tahu apa yang datang padaku setiap kali malam mulai senyap. Hatiku bergejolak, pikiranku mengembara, seolah pada malam-malam itu badai datang menyerang, bertubi-tubi.
December 18, 2017
Jika aku membosankan
Sebab setiap harinya nanti aku bisa tiba-tiba tenggelam dalam musik-musik yang mengalun syahdu, yang menurut sebagian orang, termasuk dirimu, hanya membuat ngantuk
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika aku bisa duduk berjam-jam mendengarkan pertunjukan puisi
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika aku bisa duduk berjam-jam mendengarkan pertunjukan puisi
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika tiba-tiba mengajakmu berdiskusi tentang politik yang sebernarnya tak begitu
kupahami
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika dihadapkan dengan selembar kertas kosong lalu kucorat-coret semaunya
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika dihadapkan dengan selembar kertas kosong lalu kucorat-coret semaunya
Aku akan jadi orang yang sangat membosankan ketika setiap sore yang kulakukan hanya duduk di beranda terpaku menanti senja
August 25, 2017
Untuk si Pembaca Setia
Menulis bukanlah sesuatu yang sulit. Bukan berarti menjadikannya mudah. Menulis adalah tentang mengutarakan apa yang tak tersampaikan oleh mulut. Menulislah saat kau merasakan apapun atau saat kau tak dapat merasakan apa-apa. Waktu paling pas untuk menulis adalah ketika kau sedang patah hati. Niscaya tulisanmu akan menjadi sebuah peluru yang dapat menembus hati siapapun yang sedang terluka. Setidaknya itulah yang pernah dikatakan temanku dulu.
August 04, 2017
Pertanyaan
Untuk sehari saja, aku ingin menjadi orang lain
merasuk dalam tubuh yang berbeda
bertingkah seolah semuanya baik-baik saja
aku ingin masuk ke dalam dunia mereka
ingin tahu apa yang mereka pikirkan
ingin tahu apa yang mereka rasakan
August 02, 2017
Aku tidak mencintaimu
![]() |
| sumber: google |
Bukankah kita sudah sepakat untuk saling melupakan?
Aku tidak mau lagi melangkah lebih jauh bersamamu. Jalan yang kau tunjukkan itu salah dan tidak seharusnya kau mengajakku kesana. Juga kali ini, kenapa kau dengan lancangnya datang kembali, merusak semua jerih payahku saat aku mulai terbiasa hidup tanpa harus memikirkanmu, saat aku mulai terbiasa hidup dalam kenyataan, saat aku terbiasa hidup tanpa harus ditemani lagi, kenapa? kenapa datang jika hanya untuk merangkai kembali cerita dalam lembaran yang sudah ku bakar habis, menambah kisah manis dengan akhir yang tragis.
May 13, 2017
Pulang.
February 21, 2017
Aku dan Secangkir Kopi
January 31, 2017
Batas.
Ketika dua orang diam-diam saling melempar pandang, maka apakah alasan di balik itu?
Mereka ingin saling menyapa, tapi tidak bisa.
Mereka bersuara, hanya tak terdengar.
Tatap mata itu lebih dari kata-kata.
Kata yang mengudara tidak sekadar menembus telinga, tetapi masuk jauh menusuk jiwa. Menyapa raga yang tak tersentuh, merangkul hati yang rapuh.
Subscribe to:
Comments (Atom)






